Banda Aceh - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Aceh, Drs. Wahyudin, M.M., bersama dengan Kepala Subdirektorat Statistik
Tanaman Pangan BPS RI, Dr. Kadarmanto, M.A., membuka Pelatihan Petugas Statistik Tanaman Pangan
Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA) pada 16 Januari 2018
bertempat di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh. Pelatihan KSA di Provinsi
Aceh akan berlangsung selama 6 hari, tanggal 15 – 21 Januari 2018, dan terbagi ke dalam dua gelombang. Dalam pelatihan ini sebanyak 255 calon petugas akan dibekali materi yang
disampaikan oleh Instruktur Daerah (Inda) di dalam kelas dilanjutkan dengan
praktik pengukuran di lapangan.
Dalam
pembukaan, calon petugas dibekali pengetahuan yang melatarbelakangi
diinisiasinya pelaksanaan Survei KSA. Kepala Subdirektorat Statistik Tanaman Pangan Badan Pusat
Statistik (BPS) RI, Dr. Kadarmanto, M.A. mengungkap kondisi Indonesia yang tengah mengalami ‘darurat’ beras. Sebagai salah satu negara Agraris, beberapa tahun terakhir
Indonesia justru melakukan peningkatan Impor beras. Pokok permasalahannya adalah peningkatan
harga beras lokal dari sebagian besar petani dan juga kelangkaan beras yang
melanda beberapa daerah. Kadarmanto
juga membeberkan data konsumsi beras rakyat Indonesia per tahun yang mencapai 10 juta ton dan
adanya impor beras dari Vietnam sebanyak 500 ribu ton.
Permasalahan yang sama juga tengah dihadapi rakyat Aceh. Sebagian
beras yang dikonsumsi rakyat Aceh berasal dari provinsi lain. Padahal hingga hari ini Aceh masih ditetapkan sebagai salah
satu dari 17 Provinsi Lumbung Padi Nasional. Kepala
BPS Provinsi Aceh, Drs. Wahyudin, M.M. membuka fakta “Produksi beras di Aceh mencapai
1,9 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhan beras per kapita mencapai 14 kg per orang. Namun nyatanya, Aceh
masih mensuplai beras dari daerah lain
dikarenakan keberadaan surplus beras sulit terdeteksi”. Wahyudin menambahkan penyebab
lainnya, yaitu kurang akuratnya data serta pelaporan luas tanam dan luas panen sawah di
sebagian besar wilayah Indonesia. Oleh karena itu,
penerapan teknologi dan metode Kerangka Sampel Area
(KSA) diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan
akurasi serta perbedaan data dan
pelaporan yang kerap timbul di lapangan selama ini.
Kerangka Sampel Area (KSA) merupakan metode baru yang
diterapkan BPS bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
dalam pelaksanaan kegiatan survei di sektor
tanaman pangan khususnya padi. KSA bertujuan untuk memperbaiki metode
pengukuran luas tanam dan luas panen yang sebelumnya masih menggunakan metode manual berdasarkan pengamatan mata (eye estimate). Dengan bantuan teknologi Global Positioning System (GPS) pada smartphone dan citra satelit, pengukuran menjadi lebih akurat yang
didasarkan pada data pengamatan titik koordinat. Untuk pelaksanaan lapangannya, petugas melakukan pengukuran pada lahan yang
terpilih di 7 hari terakhir setiap bulannya.
- Tim Humas BPS Provinsi Aceh -