Aceh sebagai salah satu provinsi dengan sejarah yang cukup panjang dan memiliki peran penting dalam pembangunan daerah, hal ini membuat Aceh memerlukan fondasi yang kuat khususnya dalam bidang literasi. Namun, karena masih rendahnya tingkat literasi di Provinsi Aceh, menjadi salah satu masalah utama yang menjadi faktor penghambat kemajuan untuk pembangunan Aceh yang berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data presentase dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh [SK.IPM.011], data angka melek huruf (AMH) di Aceh pada tahun 2023 sudah mencapai 98,34%, namun hal tersebut masih saja belum cukup karena masih banyak terjadi kesenjangan yang besar antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Faktor-faktor seperti akses terhadap bahan bacaan, ketersediaan perpustakaan, serta kualitas pengajaran di sekolah menjadi masalah serius yang harus terus diperhatikan. Apalagi semakin berkembangnya teknologi di era society 5.0 ini yang menyebabkan masyarakat Aceh khususnya para pelajar semakin malas untuk membaca dan menulis, sehingga kemampuan untuk berpikir kritis dan pengembangan kreativitas pun ikut menurun. Literasi tidak hanya mengacu pada kemampuan dasar untuk membaca dan menulis, tetapi juga pada literasi digital, literasi teknologi, dan literasi statistik. Literasi yang baik tentunya akan menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu untuk bersaing di era globalisasi, pemahaman kritis, serta berkontribusi pada pembangunan daerah. Karena itu, Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga yang bertugas untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan data statistik memiliki peran yang cukup strategis dalam penyediaan data yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan literasi yang tepat.
Saat ini, Badan Pusat Statistik (BPS) telah meluncurkan pojok statistik sebagai perpanjangan tangan perpustakaan BPS Aceh di Universitas Al-Muslim. Pojok ini merupakan inisiatif yang patut diapresiasi karena selain dapat membantu keperluan penelitian atau studi, sekaligus dapat mendukung peningkatan literasi statistik di kalangan mahasiswa. Melalui akses langsung ke data yang relevan dan akurat juga dengan informasi statistik yang tersedia, mahasiswa juga dapat memperkaya pemahaman mereka dengan adanya bimbingan ataupun arahan seperti mengenai cara membuat website, infografis dan desain statistik lainnya.
Namun, hal itu masih belum cukup untuk bisa meningkatkan literasi pada masyarakat Aceh yang masih tergolong rendah. Peluncuran pojok statistik merupakan sebuah langkah awal yang bagus, namun upaya peningkatan peran BPS di bidang literasi harus ditingkatkan lebih lanjut secara menyeluruh dan meliputi berbagai golongan di masyarakat, tidak hanya terbatas pada kalangan mahasiswa saja. Tentunya upaya peningkatan literasi di Aceh tidak dapat dilakukan sendirian oleh BPS. Diperlukan kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai pihak lain seperti dinas pendidikan dan dari pihak-pihak berbagai sekolah yang ada di Aceh. Untuk itu, salah satu langkah strategis yang bisa diambil oleh BPS adalah dengan memperkenalkan program literasi statistik seperti program yang sudah dijalankan sebelumnya yaitu peluncuran pojok statistik yang juga dapat diterapkan di sekolah-sekolah menengah atas (SMA) atau SMK di Provinsi Aceh, melalui kerja sama dengan dinas pendidikan.
Program ini bertujuan agar siswa-siswi di Aceh dapat mengenal dan memahami pentingnya data statistik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga sekaligus dapat membantu memperkenalkan lembaga BPS kepada masyarakat Aceh, terkhusus di kalangan pelajar. Mengapa demikian? Karena kenyataanya masih banyak masyarakat Aceh termasuk para pelajar yang masih asing terhadap lembaga ini dan seperti apa kegunaannya.
Melalui program literasi ini, diharapkan eksistensi BPS akan lebih dikenal luas, terutama di kalangan pelajar sebagai generasi penerus bangsa. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa data yang disediakan oleh BPS dapat menjadi bahan pendukung yang relevan dan akurat. Penerapan program pojok statistik di kalangan siswa SMA/SMK akan membuka peluang bagi mereka yang gemar menulis untuk memanfaatkan data-data dari BPS sebagai referensi untuk karya tulis ilmiah, observasi, atau bahkan sebagai data yang dapat mendukung narasi dalam pembuatan novel dan berbagai karya tulis lainnya. Selain itu, program ini juga dapat meningkatkan kualitas tulisan tangan siswa, terutama bagi mereka yang mungkin sedang terlibat dalam lomba karya ilmiah atau menulis essay untuk dipublikasikan. Mereka tidak hanya mengandalkan opini saja, tetapi juga dapat menyajikan argumen- argumen yang didukung oleh data statistik yang bersifat fakta dan akurat.
Tentunya, penerapan pojok statistik di sekolah-sekolah menengah tidak akan terbebas dari tantangan yang akan dihadapi. Salah satunya adalah kurangnya fasilitas teknologi di beberapa sekolah yang ada di Aceh, terutama di daerah pedesaan. Banyak sekolah-sekolah di Aceh yang belum memiliki akses yang memadai terhadap internet dan perangkat komputer yang diperlukan untuk mengakses data statistik. Untuk mengatasi masalah ini, BPS dapat mengoptimalkan program ini dengan mengembangkan versi offline dari pojok statistik yang bisa diakses meskipun tidak terhubung dengan koneksi internet, sehingga sekolah-sekolah di daerah terpencil atau di pendesaan tetap dapat merasakan manfaat dari program ini. Hal ini merupakan langkah strategis dan memiliki potensi yang besar dengan menyediakan akses kepada siswa terhadap data statistik, kita tidak hanya meningkatkan literasi data, tetapi juga berupaya untuk membekali generasi muda dengan kemampuan berpikir kritis di zaman yang semakin canggih ini. Pojok statistik tidak hanya berguna sebagai pusat data dan informasi, tetapi juga sebagai ruang belajar yang interaktif, di mana siswa dapat mengeksplor, menganalisis, serta memahami berbagai isu yang terjadi.
Penerapan program ini di sekolah-sekolah menengah di Provinsi Aceh tidak hanya merupakan langkah penting dalam meningkatkan literasi data di kalangan generasi muda, tetapi juga mencerminkan peran strategis Badan Pusat Statistik (BPS) dalam mendukung pembangunan di daerah ini. Mempersiapkan mereka untuk berkontribusi aktif dalam proses pembangunan Aceh yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, BPS sangat berperan penting sebagai penggerak utama dalam menciptakan budaya literasi data yang kuat dan sangat penting untuk pengambilan kebijakan yang efektif. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak sekolah, pemerintah dan pihak lainnya, dapat dipastikan bahwa siswa-siswi di Aceh memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan.
Dengan demikian, inisiatif ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi pendidikan, tetapi juga memberikan kontribusi yang menyeluruh bagi pembangunan Aceh secara bertahap. Generasi muda yang teredukasi akan menjadi aset berharga agar siap menghadapi tantangan di masa depan untuk berkontribusi pada pembangunan yang lebih berkelanjutan. Melalui upaya bersama ini, mari wujudkan Aceh gemilang untuk menciptakan masa depan yang lebih baik!
Oleh: Zata Zamharira dari SMA Negeri 1 Bireuen (Juara 2 Lomba Menulis Esai SMA Sederajat dalam rangka Hari Statistik Nasional 2024 BPS Provinsi Aceh)