Abstraksi
NTP Provinsi Aceh Mei 2013 mengalami penurunan sebesar 0,28 persen dibanding bulan April 2013, yaitu dari 102,94 menjadi 102,65. Hal ini disebabkan indeks harga
yang dibayar petani mengalami peningkatan
sebesar 0,21 persen, sedangkan indeks harga yang diterima petani turun
sebesar 0,07 persen.
Bila dirinci menurut
subsektor, terdapat 4 subsektor mengalami penurunan nilai indeks yaitu
berturut-turut adalah subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,81 persen,
subsektor Perikanan turun sebesar 0,59 persen, subsektor Tanaman Perkebunan
Rakyat turun sebesar 0,38 persen, dan subsektor Peternakan turun sebesar 0,18
persen, sedangkan satu subsektor yang mengalami peningkatan NTP terjadi pada
subsektor Hortikultura sebesar 0,63 persen.
Dari 32 Provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Mei
2013 terhadap bulan sebelumya, hanya terdapat 24 Provinsi yang mengalami
peningkatan, sedangkan 8 provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami
peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Lampung sebesar 0,85 persen, diikuti
Bali sebesar 0,84 persen, dan Yogyakarta sebesar 0,71 persen. Peningkatan
sebesar 0,85 persen di Lampung disebabkan peningkatan It sebesar 0,90 persen
dan Ib mengalami peningkatan hanya 0,05 persen. Penurunan NTP tertinggi pada
bulan Mei 2013 terjadi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 0,74 persen,
diikuti Sumatera Utara sebesar 0,39 persen, serta Aceh sebesar 0,28
persen. Penurunan sebesar 0,74 persen di
Kalimantan Barat disebabkan It turun sebesar 0,51 persen, sedangkan Ib naik
sebesar 0,24 persen
Di Provinsi Aceh pada Mei 2013 terjadi inflasi di
pedesaan sebesar 0,27 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi
rumahtangga dari 139,67 pada bulan April 2013 menjadi 140,04 pada bulan Mei
2013. Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan
April 2013 disebabkan oleh naiknya harga-harga barang dan jasa pada subkelompok
Bahan Makanan sebesar 0,49 persen; Makanan jadi sebesar 0,11 persen; Kesehatan
sebesar 0,04 persen; Pendidikan, Rekreasi & Olah raga sebesar 0,03 persen. Sedangkan
subkelompok yang mengalami penurunan berturut-turut adalah Sandang turun
sebesar 0,18 persen dan Perumahan sebesar 0,01 persen.
Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada
bulan Mei 2013, terdapat 6 provinsi yang mengalami Inflasi di daerah pedesaan
sedangkan 4 provinsi mengalami deflasi di daerah pedesaan. Inflasi tertinggi
terjadi di Provinsi Aceh sebesar 0,27 persen sedangkan deflasi tertinggi
terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 0,26 persen.
Selama
Mei 2013, Di tingkat petani, terjadi penurunan harga gabah kualitas GKP sebesar
0,56 persen, kualitas GKR sebesar 3,77 persen, sedangkan kualitas GKG mengalami
kenaikan sebesar 2,62 persen. Di tingkat
penggilingan, terjadi penurunan harga gabah kualitas GKP sebesar 0,42 persen,
kualitas GKR sebesar 3,66 persen, sedangkan kualitas GKG mengalami kenaikan
sebesar 1,77 persen.