Abstraksi
Pada bulan
September 2013, NTP Provinsi Aceh mengalami peningkatan sebesar 0,04 persen dibanding bulan Agustus 2013, yaitu dari 103,10 menjadi 103,14. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,15 persen atau lebih kecil penurunannya bila dibandingkan
dengan indeks harga yang dibayar petani yang menurun sebesar 0,19 persen.
Bila dirinci menurut
subsektor, terdapat 2 subsektor mengalami peningkatan nilai indeks yaitu
subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,87 persen dan subsektor
Tanaman Pangan naik sebesar 0,79 persen, sedangkan 3 subsektor yang mengalami
penurunan NTP terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar 1,13 persen,
subsektor Perikanan sebesar 0,29 persen, dan subsektor Peternakan sebesar 0,13
persen.
Dari 32 Provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP September 2013 terhadap bulan sebelumya, terdapat 26 Provinsi yang mengalami peningkatan, sedangkan 6 provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah
Papua Barat sebesar 1,02 persen, diikuti Jambi sebesar 0,71 persen, dan
Gorontalo sebesar 0,63 persen. Sedangkan penurunan NTP tertinggi pada bulan September 2013
terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 0,97 persen, diikuti Sulawesi
Tengah sebesar 0,58 persen, serta
Papua sebesar 0,55 persen. Provinsi Aceh merupakan Provinsi dengan peningkatan
NTP terendah yaitu sebesar 0,04 persen.
Di Provinsi Aceh pada September 2013 terjadi
deflasi di pedesaan sebesar 0,31 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi
rumahtangga dari 144,07 pada bulan Agustus 2013
menjadi 143,63 pada bulan September 2013. Deflasi di Pedesaan
yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh disebabkan oleh turunnya harga-harga
barang pada subkelompok Bahan Makanan sebesar 0,74 persen. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh
kelompok Bahan Makanan terhadap inflasi/deflasi pedesaan di Aceh. Sedangkan
kelompok lainnya yang mengalami peningkatan yaitu Sandang sebesar 0,59 persen,
Kesahatan sebesar 0,18 persen, Makanan Jadi sebesar 0,14 persen, Perumahan
sebesar 0,13 persen, Pendidikan, Rekreasi & Olah raga sebesar 0,05 persen,
dan Transportasi & Komunikasi sebesar 0,03 persen.
Dari 10 Provinsi di Sumatera
yang dilaporkan pada bulan September 2013, terdapat 4 Provinsi yang
mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera
Selatan sebesar 0,47 persen. Sedangkan 6 Provinsi mengalami deflasi, dengan
deflasi tertinggi terjadi di Aceh sebesar 0,31 persen.
Selama
September 2013, Di tingkat petani, terjadi penurunan rata-rata harga gabah
kualitas GKP sebesar 0,05 persen, kualitas GKG sebesar 4,70 persen, sedangkan
kualitas GKR mengalami kenaikan sebesar 2,59 persen. Di tingkat penggilingan, juga terjadi
penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,04 persen, kualitas GKG
sebesar 5,05 persen, sedangkan kualitas GKR mengalami kenaikan sebesar 1,71
persen.
Dibandingkan
bulan lalu, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama
September 2013 turun sebesar Rp 1,86 per kg menjadi Rp 4.123,14 per kg. Pada
kualitas GKG turun sebesar Rp 202,50 per kg menjadi Rp 4.110,00 per kg.