Abstraksi
Pada bulan
Oktober 2013, NTP Provinsi Aceh mengalami peningkatan sebesar 0,17 persen dibanding bulan September 2013, yaitu dari 103,14 menjadi 103,32. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen atau
lebih besar bila dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani yang
meningkat sebesar 0,50 persen.
Bila dirinci menurut
subsektor, terdapat 3 subsektor mengalami peningkatan nilai indeks yaitu
subsektor Peternakan naik sebesar 1,86 persen, subsektor Hortikultura naik
sebesar 0,65 persen, dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,48 persen,
sedangkan 2 subsektor yang mengalami penurunan NTP terjadi pada subsektor
Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,59 persen, dan subsektor Tanaman Pangan
sebesar 1,09 persen.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Oktober 2013 naik sebesar 0,67 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Kenaikan It juga terjadi pada 3 (tiga) subsektor yaitu subsektor Peternakan naik sebesar 2,18 persen,
subsektor Hortikultura naik sebesar 1,22 persen, dan subsektor Perikanan naik
sebesar 1,11 persen. Adapun 2 (dua)
subsektor yang mengalami penurunan It berturut-turut adalah subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat sebesar 1,17 persen, dan subsektor Tanaman Pangan sebesar
0,50 persen.
Dari 32 Provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Oktober 2013 terhadap bulan sebelumya, terdapat 30 Provinsi yang mengalami peningkatan, sedangkan 2 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah
Banten sebesar 1,55 persen, diikuti Jawa Timur sebesar 1,02 persen, dan
Sulawesi Barat sebesar 1,02 persen. Sedangkan penurunan NTP pada bulan Oktober 2013 terjadi di Provinsi Lampung sebesar 0,16 persen, diikuti Nusa Tenggara Barat
sebesar 0,06 persen. Provinsi Aceh merupakan
Provinsi dengan peningkatan NTP lima terendah yaitu sebesar 0,17 persen.
Di Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2013 terjadi
inflasi di pedesaan sebesar 0,66 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi
rumahtangga dari 143,63 pada bulan September
2013 menjadi 144,59 pada bulan Oktober 2013. Inflasi di
Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Oktober 2013
disebabkan oleh naiknya harga-harga barang pada subkelompok Bahan Makanan sebesar
1,12 persen, Transportasi & Komunikasi sebesar
0,50 persen, Kesehatan sebesar 0,24 persen, Sandang sebesar 0,14 persen, Perumahan sebesar 0,11 persen, Makanan
jadi sebesar 0,07 persen, dan Pendidikan,
Rekreasi, & Olah raga sebesar 0,04 persen.
Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Oktober
2013, terdapat 9 Provinsi yang mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi
terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,76 persen. Sedangkan 1 Provinsi
mengalami deflasi terjadi di Kepulauan Riau sebesar 0,03 persen.
Selama Oktober 2013, Di tingkat petani, terjadi
penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,86 persen, kualitas GKR
sebesar 2,48 persen, sedangkan kualitas GKG naik sebesar 0,44 persen. Di tingkat penggilingan, juga terjadi
penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,02 persen, kualitas GKR
sebesar 1,63 persen, sedangkan kualitas GKG naik sebesar 0,44 persen.
Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga gabah
kualitas GKP di tingkat petani selama Oktober 2013 turun sebesar Rp 35,35 per
kg menjadi Rp 4.087,79 per kg. Pada kualitas GKG naik sebesar Rp 18,13 per kg
menjadi Rp 4.128,13 per kg.