Abstraksi
Untuk pertama kalinya pada bulan Desember 2013, data NTP yang disajikan menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Desember 2013, NTP Provinsi Aceh mengalami peningkatan sebesar 0,63 persen dibanding bulan November 2013, yaitu dari 97,42 menjadi 98,04. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 0,86 persen lebih besar dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang dibayar petani yang meningkat sebesar 0,22 persen.
Bila dirinci menurut subsektor, terdapat 2 subsektor mengalami peningkatan nilai indeks yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,85 persen dan subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,84 persen, sedangkan 3 yang mengalami penurunan adalah subsektor Peternakan turun sebesar 0,55 persen, subsektor Hortikultura turun sebesar 0,47 persen, dan subsektor Perikanan turun sebesar 0,05 persen.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Desember 2013 naik sebesar 0,86 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It juga terjadi pada 3 (tiga) subsektor yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 2,08 persen, subsektor Tanaman Pangan Naik sebesar 1,20 persen, dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,35 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami penurunan It terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar 0,16 persen dan subsektor Peternakan sebesar 0,67 persen.
Dari 32 Provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Desember 2013 terhadap bulan sebelumya, terdapat 23 Provinsi yang mengalami peningkatan dan 9 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Jambi sebesar 1,85 persen, diikuti Riau sebesar 1,71 persen, dan Bangka Belitung sebesar 1,66 persen.
Sedangkan penurunan NTP tertinggi pada terjadi di Kepulauan Riau sebesar 0,74 persen, diikuti Jawa Timur sebesar 0,57 persen, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 0,44 persen. Provinsi Aceh berada pada urutan 11 peningkatan NTP tertinggi yaitu sebesar 0,63 persen.
Di Provinsi Aceh pada bulan Desember 2013 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,34 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 107,95 pada bulan November 2013 menjadi 108,32 pada bulan Desember 2013.
Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Desember 2013 disebabkan oleh naiknya harga-harga barang pada subkelompok Bahan Makanan sebesar 0,58 persen, Perumahan sebesar 0,27 persen, Makanan Jadi sebesar 0,24 persen, Transportasi & Komunikasi sebesar 0,10 persen, Kesehatan sebesar 0,05 persen, Pendidikan, Rekreasi & Olah raga sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok Sandang mengalami penurunan sebesar 0,03 persen
Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Desember 2013, terdapat 7 Provinsi yang mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Utara sebesar 0,78 persen. Sedangkan 3 Provinsi mengalami deflasi, tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar 0,17 persen.
Selama Desember 2013, Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 6,96 persen, dan kualitas GKR sebesar 2,81 persen. Di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 6,76 persen, kualitas GKR sebesar 1,84 persen.
Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Desember 2013 naik sebesar Rp 286,04 per kg menjadi Rp 4.397,58 per kg.