Abstraksi
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di bebera daerah di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2014, NTP Provinsi Aceh mengalami peningkatan sebesar 0,12 persen dibanding bulan Desember 2013, yaitu dari 98,04 menjadi 98,15. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 1,21 persen lebih besar dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang dibayar petani yang meningkat sebesar 1,11 persen.
Bila dirinci menurut subsektor, terdapat 3 subsektor mengalami peningkatan nilai indeks yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,73 persen, subsektor Perikanan sebesar 0,52 persen, dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,25 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami penurunan adalah subsektor Peternakan turun sebesar 0,68 persen, dan subsektor Hortikultura turun sebesar 0,54 persen.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Januari 2014 naik sebesar 1,23 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It juga terjadi pada semua subsektor yaitu berturut-turut adalah subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,97 persen, subsektor Perikanan naik sebesar 1,57 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,37 persen, subsektor Hortikultura naik sebesar 0,55 persen, dan subsektor Peternakan naik sebesar 0,21 persen.
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Januari 2014 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 22 Provinsi yang mengalami peningkatan dan 11 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Sumatera Barat sebesar 0,98 persen, diikuti Jambi sebesar 0,77 persen, dan Kalimantan Tengah sebesar 0,56 persen.
Sedangkan penurunan NTP tertinggi pada terjadi di Sulawesi Tenggara sebesar 1,47 persen, diikuti Gorontalo sebesar 1,00 persen, dan Sulawesi Tengah sebesar 0,91 persen. Provinsi Aceh berada pada urutan 19 peningkatan NTP tertinggi yaitu sebesar 0,12 persen.
Di Provinsi Aceh pada bulan Januari 2014 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 1,31 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 108,32 pada bulan Desember 2013 menjadi 109,74 pada bulan Januari 2014.
Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Januari 2014 disebabkan oleh naiknya harga-harga barang pada subkelompok Bahan Makanan sebesar 1,92 persen; Perumahan sebesar 1,58 persen; Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,92 persen; Kesehatan sebesar 0,68 persen; Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga sebesar 0,53 persen; Sandang sebesar 0,41 persen; dan Transportasi & Komunikasi sebesar 0,36 persen.
Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Januari 2014, seluruh Provinsi mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar 1,62 persen. Sedangkan Provinsi mengalami inflasi terendah terjadi di Lampung sebesar 0,63 persen.
Selama Januari 2014, Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 10,24 persen. Di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 10,08 persen. Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Januari 2014 naik sebesar Rp 450,20 per kg menjadi Rp 4.847,78 per kg. Sedangkan harga kualitas GKG di Petani mencapai Rp 5.150 per Kg.