Abstraksi
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulanMaret 2014, NTP sebesar 98,92 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,41 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,45 persen atau lebih besar bila dibandingkan dengan peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,04 persen.
Bila dirinci menurut subsektor, terdapat 2 subsektor mengalami peningkatan nilai indeks yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,45 persen dan subsektor Hortikultura sebesar 0,58 persen, sedangkan 3 subsektor mengalami penurunan, yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,07 persen, subsektor Perikanan sebesar 0,26 persen, dan subsektor Peternakan sebesar 0,19 persen.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Maret 2014 meningkat sebesar 0,45 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It juga terjadi pada 2 subsektor yaitu berturut-turut adalah yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,55 persen dan subsektor Hortikultura sebesar 0,59 persen, sedangkan 3 subsektor mengalami penurunan, yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,09 persen, subsektor Perikanan sebesar 0,38 persen, dan subsektor Peternakan sebesar 0,06 persen.
Dari 32 Provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Maret 2014 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 26 Provinsi yang mengalami peningkatan dan 6 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Riau sebesar 1,52 persen, diikuti Sumatera Utara sebesar 1,27 persen, dan Sulawesi Selatan sebesar 1,12 persen.
Sedangkan penurunan NTP tertinggi terjadi di Jawa Barat sebesar 1,19 persen, diikuti Banten sebesar 0,58 persen, dan Jawa Timur sebesar 0,56 persen. Provinsi Aceh berada pada urutan 12 peningkatan NTP tertinggi yaitu sebesar 0,41 persen.Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan Provinsi Aceh pada bulan Maret 2014 terjadi deflasi di pedesaan sebesar 0,04 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 109,49 pada bulan Februari 2014 menjadi 109,45 pada bulan Maret 2014.
Deflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Maret 2014 disebabkan oleh turunnya harga-harga barang pada subkelompok Bahan Makanan sebesar 0,66 persen; Sedangkan subkelompok Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga naik sebesar 0,76 persen; Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau naik sebesar 0,62 persen; Sandang naik sebesar 0,57 persen; Kesehatan naik sebesar 0,29 persen; Transportasi & Komunikasi naik sebesar 0,27 persen; Perumahan naik sebesar 0,26 persen.
Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Maret 2014, terdapat 5 Provinsi yang mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,27 persen. Selebihnya sebanyak 5 Provinsi mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,33 persen.
Selama Maret 2014, Di tingkat petani, terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 4,32 persen, begitu juga dengan kualitas GKG turun sebesar 7,86 persen. Sedangkan GKR mengalami peningkatan sebesar 1,74 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Maret 2014 turun sebesar Rp 205,36 per kg menjadi Rp 4.550,00 per kg. Sedangkan harga kualitas GKG di Petani mencapai Rp. 4.730,00 per Kg