Abstraksi
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Juni 2014, NTP sebesar 98,48 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,11 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,49 dan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,38 persen.
Bila dirinci menurut subsektor, terdapat 3 subsektor mengalami peningkatan nilai indeks yaitu subsektor Peternakan sebesar 1,20 persen, subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,72 persen, dan subsektor Perikanan sebesar 0,63 persen, sedangkan 2 subsektor mengalami penurunan, yaitu subsektor Hortikultura sebesar 0,23 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,11 persen.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Juni 2014 meningkat sebesar 0,49 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It juga terjadi pada 4 subsektor yaitu subsektor Peternakan sebesar 1,59 persen, subsektor Perikanan sebesar 1,18 persen, Tanaman Pangan sebesar 1,11 persen, subsektor Hortikultura sebesar 0,13 persen. Sedangkan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan indeks sebesar 0,75 persen.
Pada bulan Juni 2014 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,38 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 108,54 menjadi 108,95. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor, adapun subsektor yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu subsektor Perikanan sebesar 0,55 persen, sedangkan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Hortikultura mengalami peningkatan terendah yaitu masing-masing sebesar 0,36 persen.
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Juni 2014 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 20 Provinsi yang mengalami peningkatan dan 12 Provinsi mengalami penurunan dan 1 Provinsi (Bengkulu) tidak mengalami perubahan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Kepulauan Riau sebesar 0,89 persen, diikuti NTB sebesar 0,64 persen, dan Lampung sebesar 0,50 persen.
Sedangkan penurunan tertinggi terjadi di Kalimantan Tengah sebesar 1,05 persen, diikuti Sumatera Barat sebesar 0,51 persen, dan Kalimantan Barat sebesar 0,42 persen.
Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Juni 2014 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,42 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 109,54 pada bulan Mei 2014 menjadi 110,00 pada bulan Juni 2014.
Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Juni 2014 disebabkan oleh naiknya harga barang pada subkelompok Bahan Makanan sebesar 0,72 persen; diikuti berturut-turut oleh subkelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,39 persen; Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,19 persen; Kesehatan sebesar 0,18 persen; Sandang sebesar 0,17 persen; Perumahan sebesar 0,13 persen; dan Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,09 persen.
Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Juni 2014, seluruh Provinsi mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Lampung sebesar 0,66 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,02 persen.
Selama Juni 2014, Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 3,63 persen dan kualitas GKG juga mengalami peningkatan sebesar 7,23 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Juni 2014 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 3,54 persen dan GKG sebesar 7,14 persen.
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Juni 2014 naik sebesar Rp 151,21 per kg menjadi Rp 4.312,50 per kg. Sedangkan harga kualitas GKG di Petani mencapai Rp. 4.450,00 per Kg.