NTP April 2015
Jadwal Rilis :
Ukuran File :
Hit :
Abstraksi
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan April 2015, NTP sebesar 96,48 mengalami penurunan indeks sebesar 0,93 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,08 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,86 persen.
Bila dirinci menurut subsektor, penurunan NTP terjadi pada seluruh subsektor yaitu subsektor Perikanan sebesar 1,51 persen, Peternakan sebesar 1,37 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,96 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,72 persen, dan Hortikultura sebesar 0,60 persen.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada April 2015 menurun sebesar 0,08 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Penurunan It terjadi pada 2 subsektor yaitu subsektor Perikanan sebesar 0,94 persen dan subsektor Peternakan sebesar 0,64 persen, sedangkan 3 subsektor mengalami peningkatan yaitu subsektor Hortikultura sebesar 0,32 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,06 persen, dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,04 persen.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,86 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 114,97 menjadi 115,96. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor, adapun subsektor yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,02 persen, sedangkan subsektor Perikanan mengalami peningkatan terendah yaitu sebesar 0,57 persen.
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan April 2015, terdapat 31 Provinsi yang mengalami penurunan, sedangkan 2 Provinsi mengalami peningkatan. Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi berturut-turut adalah Jawa Barat sebesar 2,54 persen, diikuti Banten sebesar 2,19 persen, dan Jawa Tengah sebesar 2,08 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami peningkatan terjadi di Papua Barat sebesar 0,90 persen dan Bangka Belitung 0,41 persen.
Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan April 2015 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,91 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 116,39 pada bulan Maret 2015 menjadi 117,45 pada bulan April 2015.
Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan April 2015 disebabkan oleh naiknya indeks Transportasi & Komunikasi sebesar 3,10 persen, diikuti oleh Perumahan sebesar 0,87 persen, Bahan Makanan sebesar 0,78 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,65 persen, Sandang 0,38 persen, Kesehatan sebesar 0,34 persen; dan Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,07 persen.
Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan April 2015, seluruh provinsi mengalami inflasi. Provinsi yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sumatera Barat sebesar 0,98 persen, diikuti Provinsi Aceh sebesar 0,91 persen, dan Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,86 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Provinsi Lampung sebesar 0,02 persen.
Selama April 2015 Di tingkat petani, terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 13,43 persen dan kualitas GKR sebesar 4,42 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan April 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 12,27 persen dan kualitas GKR sebesar 4,16 persen.
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama April 2015 turun sebesar Rp 691,33 per kg menjadi 4.456.67 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 4.462,50 per Kg.