NTP Bulan Mei 2015
Jadwal Rilis :
Ukuran File :
Hit :
Abstraksi
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Mei 2015, NTP sebesar 95,60 mengalami penurunan indeks sebesar 0,91 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,22 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,69 persen.
Bila dirinci menurut subsektor, penurunan NTP terjadi pada seluruh subsektor yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 2,28 persen, Perikanan sebesar 0,66 persen, Peternakan sebesar 0,29 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,23 persen, dan Hortikultura sebesar 0,12 persen.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Mei 2015 menurun sebesar 0,22 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Penurunan It terjadi pada 2 subsektor yaitu subsector Tanaman Pangan sebesar 1,48 dan sub sektor Perikanan sebesar 0,30 persen, sedangkan 3 subsektor mengalami peningkatan yaitu subsektor Hortikultura sebesar 0,59 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,48 persen, dan subsektor Peternakan sebesar 0,20 persen.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,69 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 115,96 menjadi 116,76. Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor, adapun subsektor yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,82 persen, sedangkan subsektor Perikanan mengalami peningkatan terendah yaitu sebesar 0,37 persen.
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Mei 2015, terdapat 18 Provinsi yang mengalami penurunan, sedangkan 15 Provinsi mengalami peningkatan. Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi berturut-turut adalah Riau sebesar 1,24 persen, diikuti Kalimantan Barat sebesar 0,99 persen, dan Maluku sebesar 0,94 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami peningkatan terjadi di Nusa Tenggara Barat sebesar 1,22 persen dan Sulawesi Barat 0,90 persen.
Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan Mei 2015 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,83 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 117,45 pada bulan April 2015 menjadi 118,42 pada bulan Mei 2015.
Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Mei 2015 disebabkan oleh naiknya indeks Bahan Makanan sebesar 1,20 persen, diikuti oleh Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,87 persen, Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,69 persen , Sandang 0,39 persen, Transportasi & Komunikasi sebesar 0,26 persen, Kesehatan sebesar 0,23 persen , dan Perumahan sebesar 0,15 persen.
Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Mei 2015, 9 provinsi mengalami inflasi, sedangkan 1 Provinsi mengalami deflasi yaitu Provinsi Kepulauan Riau dengan deflasi sebesar 0.13 persen. Provinsi yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sumatera Barat sebesar 0,89 persen, diikuti Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,84 persen, dan Provinsi Aceh sebesar 0,83 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,10 persen.
Selama Mei 2015 Di tingkat petani, terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,92 persen dan kualitas GKR sebesar 2,71 persen. Sejalan dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Mei 2015 harga gabah di tingkat penggilingan, juga terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 2,26 persen dan kualitas GKR sebesar 2,54 persen.
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Mei 2015 turun sebesar Rp 85,71 per kg menjadi 4.370 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 4.583 per Kg.