Abstraksi
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di
Provinsi Aceh pada bulan November 2016, NTP sebesar 96,04 mengalami peningkatan
indeks sebesar 0,74 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani
(It) mengalami peningkatan sebesar 0,96 persen atau lebih besar dari
peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,21 persen.
Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa peningkatan NTP pada 3
subsektor yaitu subsektor Tanaman Pangan meningkat sebesar 1,99 persen,
Hortikultura sebesar 1,55 persen, dan Perikanan sebesar 0,03 persen, sedangkan
2 subsektor yang mengalami penurunan adalah Peternakan sebesar 0,53 persen dan
Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,11 persen.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada November 2016 meningkat
sebesar 0,96 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi
pada 4 subsektor yaitu subsektor Tanaman Pangan meningkat sebesar 2,17 persen,
diikuti oleh Hortikultura sebesar 1,67 persen, Perikanan sebesar 0,17 persen,
dan Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,07 persen, sedangkan Peternakan
mengalami penurunan sebesar 0,13 persen.
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi
harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya
petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa
yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan November 2016 di
Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,21
persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 124,48 menjadi
124,75. Peningkatan Ib terjadi pada
seluruh subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi
pada Peternakan sebesar 0,40 persen
sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan terendah adalah subsector
Hortikultura sebesar 0,12 persen.
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP November 2016 terhadap
bulan sebelumnya, terdapat 15 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 18
Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi
berturut-turut adalah Kalimantan Barat sebesar 1,77 persen, diikuti Riau
sebesar 0,97 persen, serta Kepulauan Riau sebesar 0,76 persen. Sedangkan
Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Jawa Timur sebesar 1,14
persen, Sulawesi Barat sebesar 1,08 persen, dan Maluku Utara sebesar 1,01
persen.
Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa
daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan November 2016 terjadi inflasi di
pedesaan sebesar 0,15 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi
rumahtangga dari 127,47 pada bulan
Oktober 2016 menjadi 127,66 pada November 2016.